SRIASIH

SRI ASIH
“Sribitan Sehat Asri dan Bersih”
Pedukuhan IX Sribitan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Propinsi DIY
E-mail : pedukuhansribitan@yahoo.co.id





Dusun Wisata Lingkungan.


Pedukuhan IX Sribitan di awal tahun 2009 mengukuhkan diri Sebagai Kampung Wisata Lingkungan, hal ini sudah menjadi komitmen bersama seluruh warga agar kita semua bisa menerapkan Pola Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dan bisa menciptakan kualitas Lingkungan yang bersahabat yang menjadi dambaan warga Pedukuhan IX Sribitan. Hal ini tidak lepas dari Pedukuhan IX Sribitan ditetapkan oleh Pemerintah Desa Bangunjiwo sebagai dusun percontohan Dusun SIAGA. Dusun Siaga merupakan suatu Dusun yang penduduknya memiliki kesiap siagaan sember daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah – masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan secara mandiri. Maka dari itu warga Pedukuhan IX Sribitan senantiasa berusaha mendukung program dari Pemerintah tersebut.
Salah satu upaya kami warga Pedukuhan Sribitan adalah menjaga kebersihan lingkungan dengan mengelola sampah dari rumah tangga. Memang kebiasaan warga yang sudah terpatri dalam diri seseorang memang sulit diubah, Tetapi melanggengkan kebiasaan buruk jelas merupakan kesalahan besar, Tidak ada jalan lain kecuali meluruskannya. Kebiasaan menempatkan sampah yang tidak semestinya, membakar dan mengubur sampah yang tidak bisa hancur merupakan kebiasaan yang menimbulkan kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan manusia. Sampah dijaman ini cenderung tidak cocok lagi di kelola dengan cara atau paradigma  lama yakni : Kumpul – Angkut – Buang akan tetapi kita musti tanamkan paradigma yang baru Yaitu : Pilah – Kumpul – Angkut – Olah – Proses Akhir.
Sudah Saatnya kita melakukan perubahan sistem pengelolaan ataupun pemilahan sampah. Sesulit apapun, memperbaiki kebiasaan masyarakat agar mengelola sampah dengan benar wajib dilakukan. Menjadi keharusan dan kewajiban bagi kita semua untuk menyelamatkan Bumi, menjaga dan memelihara ciptaan-Nya - bukan malah merusaknya. Kita perlu mewariskan kebiasaan baik kepada anak cucu kita dalam mengelola sampah.
Ditengah maraknya masalah sampah, terciptalah sistem pengelolaan sampah secara mandiri, produktif dan ramah lingkungan berbasis masyarakat khususnya di wilayah Pedukuhan IX Sribitan. Di Pedukuhan IX Sribitan sendiri sudah berjalan dalam pengolahan sampah yang berbasis masyarakat diantaranya karena sistem pengolahan sampah ini dilaksanakan secara mandiri telah berjalan dengan baik. Sistem pengolahan sampah ini dimulai dari tingkat rumah tangga hingga sub-sub kelompok ditingkat RT dan akhirnya di tingkat Pedukuhan dan menghasilkan berbagai macam sampah yang sudah terpisah sesuai dengan jenisnya yaitu sampah kering (terdiri : plastik, kertas dan logam dll) yang masih bernilai ekonomis dijual maupun dijadikan kerajinan tangan dan lebih khusus sampah basah (sisa-sisa bahan makanan dari rumah tangga) yang akan dijadikan Pupuk Kompos.
Diharapkan, dengan semakin luasnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan ini, akan tercipta lingkungan yang ramah bagi penghuninya. Karena, seperti pesan bijak di atas, ”......bahwa kita tidak mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita, namun kita meminjamnya dari anak cucu kita.....”. Dan warga Pedukuhan IX Sribitan sudah memberi contoh bagaimana cara menjaga lingkungan agar kita dapat meninggalkan sesuatu yang baik bagi anak cucu kita, yang kesemuanya dikelola oleh Relawan – relawan lingkungan yang tergabung dalam Paguyuban Sriasih “Sribitan Sehat, Asri dan Bersih”................................. Amin







Yogyakarta Green And Clean



Yogyakarta Green And Clean yang diselenggarakan oleh Unilever, Pemerintah Propinsi DIY dengan 5 Kabupaten/Kota nya, Sanggar Padmaya, Radio Sonora, RBTV, KR Group, mempunyai tujuan yakni dengan kegiatan ini akan mendorong perubahan perilaku warga masyarakat baik ditingkat RT ataupun Pedukuhan se DIY, tentunya dalam hal pengelolaan sampah sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan hijau serta sehat.
Untuk itu  Pedukuhan IX Sribitan ditahun 2009 turut serta mengikuti kegiatan lomba Yogyakarta Green and Clean dengan berbekal adanya potensi yang ada pada kami warga Pedukuhan IX Sribitan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Kami menjadi salah satu peserta lomba tersebut, memang ditahun 2009 kami hanya berpartisipasi akan tetapi di tahun yang kedua yakni tahun 2010 kami dengan segala sumber daya yang ada dan kami berusaha semaksimal mungkin, dari sebanyak 60 Pedukuhan / RW se DIY terpilih menjadi semifinalis Daerah Istimewa Yogyakarta Green & Clean Tahun 2010. dalam hal ini di setiap Kabupaten / Kota ada 12 Finalis, terdiri 6 kategori kepadatan tinggi dan 6 kategori kepadatan rendah. Adapun selama Oktober 2010 ini Tim DIY Green & Clean juga akan melakukan pendampingan untuk kemudian akan dievaluasi oleh Tim DIY Green & Clean bersama Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan masing-masing Kabupaten / Kota untuk menentukan finalis atau pemenang di tingkat Kabupaten / Kota dan selanjutnya finalis akan dievaluasi oleh Stakeholders DIY – Green & Clean tingkat Piropinsi DIY untuk mendapatkan predikat Best of the Best DIY – Green & Clean Tahun 2010.

Adapun di tahun 2010 ini kami Pedukuhan IX  Sribitan  Desa Bangunjiwo dalam kegiatan Yogyakarta Green and Clean taun 2010 kami masuk kedalam Finalis enam (6) besar dengan kategori Kepadatan Rendah sekabupaten Bantul Yakni ; “ Terong I Dlingo, Serut Palbapang, Sribitan Bangunjiwo, Klepu Temuwuh, Ngijo Srimulyo, dan Plumbungan Sumbermulyo”.



Evaluasi Kampung Hijau Tahun 2010


Pedukuhan IX Sribitan mencoba berpartisipasi dalam Evaluasi Kampung Hijau di Tahun 2010, yakni sebagai salah satu wakil dari Kabupaten Bantul. Konsep Kampung hijau  itu berangkat dari tiga filosopi yaitu ekologi, sosial budaya dan ekonomi. Ekologi berkaitan dengan bagaimana masyarakat di Pedukuhan IX Sribitan ini bisa dan mampu serta mau mengelola potensi ataupun sumberdaya yang ada berdasarkan, prinsip-prinsip keharmonisan dan rahmatan lil alamin. Artinya didasarkan pada daya dukung lahan dan kondisi lingkungan. Singkat mungkin bisa disebut memperhatikan aspek lingkungan hidup. Kedua, sosial berkaitan dengan budaya dan karakter masyarakat setempat. Ketiga, aspek ekonomi, ini berkaitan dengan dampak dari penerapan dua filosopi awal tadi. Artinya pelaksanaan prinsip-prinsip ekologi dan sosial ternyata memiliki implikasi positif bagi perekonomian khususnya warga Pedukuhan IX Sribitan. Sehingga atas prinsip-prinsip itulah, maka kami menyebut kampung hijau.




Popular Posts

Visitor Map

Locations of Site Visitors
Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More